Dinamika Gereja Kharismatik juga ada hikmahnya bagi HKBP melakukan, salah satunya, memainkan musik band dan song leader pada acara kebaktian. Tujuannya, untuk menarik simpati anak-anak muda. Tentu,setiap hal yang baru, selalu ada pro kontra.
Tak jelas idenya kapan muncul dan dari mana pertama dimulai. Kenyataanya, sejumlah gereja-gereja besar di lingkungan HKBP - khususnya kota-kota besar – mulai melakukan terobosan baru, mengiringi acara kebaktian dengan full band (seperangkat alat-alat musik modern) dan song leader (penyanyi pemandu). Dengan demikian, musik kebaktian yang selama ini cukup dengan organ, sudah ditinggalkan. HKBP menyebutkan kebaktian alternatif. Tujuannya, agar warga HKBP tak lagi merasa monoton selama mengikuti kebaktian.
.
Sejauh pengamatan HORAS di Jakarta kebaktian alternatif ini antara lain bisa di temukan di HKBP Suprapto, HKBP Rawamangun, HKBP Tebet, dan HKBP Cengkareng. Di luar Jakarta juga sudah mulai diterapkan, misalnya di HKBP Jambi. Biasanya, kebaktian alternatif hanya diberlakukan untuk kebaktian Remaja tentu saja, inilah salah satu cara HKBP mengantisipasi eksodus anak-anak muda warga HKBP ke Gereja Kharismatik.
.
”Iringan musik lengkap disengaja agar pra remaja tidak merasa jenuh. Dengan demikian kita akan lebih mudah membimbing kerohanian mereka,” kata pendeta Resort HKBP Cengkareng Pdt Agian M.Lumbantobing.
.
Apakah nilai kekhidmatan ibadah masih ditemukan dengan bungkusan budaya pop karena menggunakan musik band?
.
”Tata ibadah tidak perlu diubah karena memang sudah baku dan nilai spritualnya sudah mecakup,”kata Again M.Lumbantobing menjelaskan.
.
Hal yang sama juga diungkapkan Ramlan Hutahaean. ”Tata ibadah tetap dipertahankan. Maka, sama sekali tidak mengurangi kekhidmatan memuji Tuhan,”katanya.
.
Adalah Ramlan Hutahaean yang sudah dua setengah tahun bertugas di Resort HKBP Tanah Tinggi, membuat kebijakan itu di gereja HKBP Suprapto, bersama-sama dengan seorang anak muda Godfried Lumbantobing. Nama terakhir disebut adalah chorus master, konduktor, dan composer di paduan suara Grandiosso Chorus Community.
.
Kebaktian alternatif sempat ditolak sebagian orang tua. Namun setelah dijelaskan dan melihat hasilnya, penolakanpun suruh perlahan. Kaum remaja mulai rajin datang ke gereja. Persekutuan di antara mereka pun semakin terikat kuat.
.
”Nilai-nilai tradisonal (yang mendominasi warga HKBP karena masih banyak lahir dan besar di kampung) sudah tidak cocok dengan nilai-nilai modern perkotaan yang diperoleh anak-anak muda. Yang dia dengarkan dari luar tidak bisa kita katakan tidak bagus. Bagi saya musik kontemporer itu tak menarik. Tetapi, demi anak, saya harus ikut juga bernyanyi,” kata Ramlan Hutahaean memberi contoh.
.
Memang, benturan antara nilai tradisional yang masih banyak dianut kaum tua masih kerap berbenturan dengan nilai–nilai yang di dapat kaum mauda perkotaan.
.
Menurut St.Drs.Parpunguan Sianipar, di HKBP Setia Mekar Bekasi pernah dilaksanakan kebaktian dengan iringan musik band. Hal ini tekendala karena kebetulan kaum tua dan yang muda sama-sama melaksanakan kebaktian bersama, ”kebaktiannya harus terpisah. Itulah sebabnya kebaktian alternatif tidak berjalan baik di HKBP Setia Mekar Bekasi.” katanya.
.
Perubahan yang mendasar hanya pada direktori lagu, yaitu, adanya penambahan diluar kidung jemaat. ”Ada yang harus kita koreksi dari kita sesuai perkembangan jaman. Memang ada ketentuannya di HKBP, nyanyian yang disahkan itulah yang dinyanyikan dalam ibadah. Tetapi apakah itu terus kita pertahankan sehingga anak-anak kita pergi kemana-mana?” tukas Ramla Hutahaean.
.
Mengoptimalkan musik saat kebaktian, menurut Ramlan Hutahaean dan Godfried Lumbantobing malah bisa lebih meningkatan spritualitas jemaat.
.
”Musik adalah bagian dari seni yang membuat ketetarikan dan keterikatan,” kata Ramlan Hutahean.” Musik juga jamiat (siraman rohani),” timpal Godfried Lumbantobing sembari menambahkan bahwa konsep puji-pujian seperti itu akan terus dilanjutkan.
.
”Memang, setiap ada hal baru selalu mendapat pro dan kontra. Saya yakin, suatu waktu (kebaktian alternatif) akan berterima,” ujarnya.
.
Kebaktian alternative seperti di HKBP merupakan salah satu ciri Gereja Kharismatik. Namun, menurut Godfried Lumbantobing, musik juga sudah melekat menjadi cap bagi HKBP. ”Di Amerika, Gereja HKBP di sebut the singing church (gereja yang bernyanyi). Kalau menyanyikan lagu gereja sudah ada yang tertarik suara 2, suara 3. spontan semua. Musikalitas jemaat HKBP memang diakui sangat menonjol.” Katanya.
.
Perlahan tapi pasti, harus diakui, evolusi mulai tumbuh di HKBP. Sesuatu yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. AAp
.
Sumber : HORAS
Tak jelas idenya kapan muncul dan dari mana pertama dimulai. Kenyataanya, sejumlah gereja-gereja besar di lingkungan HKBP - khususnya kota-kota besar – mulai melakukan terobosan baru, mengiringi acara kebaktian dengan full band (seperangkat alat-alat musik modern) dan song leader (penyanyi pemandu). Dengan demikian, musik kebaktian yang selama ini cukup dengan organ, sudah ditinggalkan. HKBP menyebutkan kebaktian alternatif. Tujuannya, agar warga HKBP tak lagi merasa monoton selama mengikuti kebaktian.
.
Sejauh pengamatan HORAS di Jakarta kebaktian alternatif ini antara lain bisa di temukan di HKBP Suprapto, HKBP Rawamangun, HKBP Tebet, dan HKBP Cengkareng. Di luar Jakarta juga sudah mulai diterapkan, misalnya di HKBP Jambi. Biasanya, kebaktian alternatif hanya diberlakukan untuk kebaktian Remaja tentu saja, inilah salah satu cara HKBP mengantisipasi eksodus anak-anak muda warga HKBP ke Gereja Kharismatik.
.
”Iringan musik lengkap disengaja agar pra remaja tidak merasa jenuh. Dengan demikian kita akan lebih mudah membimbing kerohanian mereka,” kata pendeta Resort HKBP Cengkareng Pdt Agian M.Lumbantobing.
.
Apakah nilai kekhidmatan ibadah masih ditemukan dengan bungkusan budaya pop karena menggunakan musik band?
.
”Tata ibadah tidak perlu diubah karena memang sudah baku dan nilai spritualnya sudah mecakup,”kata Again M.Lumbantobing menjelaskan.
.
Hal yang sama juga diungkapkan Ramlan Hutahaean. ”Tata ibadah tetap dipertahankan. Maka, sama sekali tidak mengurangi kekhidmatan memuji Tuhan,”katanya.
.
Adalah Ramlan Hutahaean yang sudah dua setengah tahun bertugas di Resort HKBP Tanah Tinggi, membuat kebijakan itu di gereja HKBP Suprapto, bersama-sama dengan seorang anak muda Godfried Lumbantobing. Nama terakhir disebut adalah chorus master, konduktor, dan composer di paduan suara Grandiosso Chorus Community.
.
Kebaktian alternatif sempat ditolak sebagian orang tua. Namun setelah dijelaskan dan melihat hasilnya, penolakanpun suruh perlahan. Kaum remaja mulai rajin datang ke gereja. Persekutuan di antara mereka pun semakin terikat kuat.
.
”Nilai-nilai tradisonal (yang mendominasi warga HKBP karena masih banyak lahir dan besar di kampung) sudah tidak cocok dengan nilai-nilai modern perkotaan yang diperoleh anak-anak muda. Yang dia dengarkan dari luar tidak bisa kita katakan tidak bagus. Bagi saya musik kontemporer itu tak menarik. Tetapi, demi anak, saya harus ikut juga bernyanyi,” kata Ramlan Hutahaean memberi contoh.
.
Memang, benturan antara nilai tradisional yang masih banyak dianut kaum tua masih kerap berbenturan dengan nilai–nilai yang di dapat kaum mauda perkotaan.
.
Menurut St.Drs.Parpunguan Sianipar, di HKBP Setia Mekar Bekasi pernah dilaksanakan kebaktian dengan iringan musik band. Hal ini tekendala karena kebetulan kaum tua dan yang muda sama-sama melaksanakan kebaktian bersama, ”kebaktiannya harus terpisah. Itulah sebabnya kebaktian alternatif tidak berjalan baik di HKBP Setia Mekar Bekasi.” katanya.
.
Perubahan yang mendasar hanya pada direktori lagu, yaitu, adanya penambahan diluar kidung jemaat. ”Ada yang harus kita koreksi dari kita sesuai perkembangan jaman. Memang ada ketentuannya di HKBP, nyanyian yang disahkan itulah yang dinyanyikan dalam ibadah. Tetapi apakah itu terus kita pertahankan sehingga anak-anak kita pergi kemana-mana?” tukas Ramla Hutahaean.
.
Mengoptimalkan musik saat kebaktian, menurut Ramlan Hutahaean dan Godfried Lumbantobing malah bisa lebih meningkatan spritualitas jemaat.
.
”Musik adalah bagian dari seni yang membuat ketetarikan dan keterikatan,” kata Ramlan Hutahean.” Musik juga jamiat (siraman rohani),” timpal Godfried Lumbantobing sembari menambahkan bahwa konsep puji-pujian seperti itu akan terus dilanjutkan.
.
”Memang, setiap ada hal baru selalu mendapat pro dan kontra. Saya yakin, suatu waktu (kebaktian alternatif) akan berterima,” ujarnya.
.
Kebaktian alternative seperti di HKBP merupakan salah satu ciri Gereja Kharismatik. Namun, menurut Godfried Lumbantobing, musik juga sudah melekat menjadi cap bagi HKBP. ”Di Amerika, Gereja HKBP di sebut the singing church (gereja yang bernyanyi). Kalau menyanyikan lagu gereja sudah ada yang tertarik suara 2, suara 3. spontan semua. Musikalitas jemaat HKBP memang diakui sangat menonjol.” Katanya.
.
Perlahan tapi pasti, harus diakui, evolusi mulai tumbuh di HKBP. Sesuatu yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. AAp
.
Sumber : HORAS