.
.
FANTASTIS! Itulah kesan paling dominan atas sukses besar yang diraih film "Ayat-ayat Cinta" (AAC). Dalam kurun waktu sebulan, film garapan sutradara Hanung Bramantyo ini berhasil menyedot 3 juta lebih penonton. "Ini film paling laris sepanjang masa," kata kritikus film Eric Sasono.
.
Yang menarik, film yang dianggap sangat kental warna Islam-nya dan dianggap sebagai sarana berdakwah ini, ditonton cukup banyak pula warga non-muslim. Setelah menonton film yang diangkat dari novel dengan judul yang sama, karangan Habiburrahman el-Shirazy ini, kesan mereka pun bervariasi.
.
Dea, misalnya, melihat film ini sebagai suatu suguhan yang menarik. Wakil sekretaris komisi wanita pada sebuah organisasi ini menolak anggapan bahwa film ini tidak fair terhadap kekristenan. "Justru film ini mempromosikan unsur positif dari kekristenan, sebagai kebaikan Maria Girgis yang suka menolong, yang selalu berempati pada orang yang membutuhkan pertolongan," urai Dea. Hanya, lanjut dia, di akhir cerita, dia memutuskan memilih Islam.
.
Keputusan Maria untuk memilih Islam itulah, menurut beberapa anggota jemaat, dianggap sebagai puncak dari film itu. "Itu islamisasi terhadap penganut Kristen.," kata Slamet, jemaat Gereja Tiberias yang juga telah menonton film ini.
.
Melecehkan Kristen ?
.
Benarkah AAC telah melecehkan kekristenan? Menyaksikan filmnya, barangkali terlalu berlebihan bila disimpulkan bahwa AAC sedang melecehkan Kristen ketika Maria Girgis, seorang penganut Kristen Koptik itu memlih menjadi Islam.
.
Memang, dalam film AAC itu digambarkan, Maria sedang sakit berat. "Ajarilah aku shalat," ucap Maria kepada Fahri, "karena aku ingin shalat bersama kalian." Fahri dan Aisha digambarkan terkejut luar biasa. Dan dalam keadaan terbaring, Maria shalat bersama Fahri dan Aisha, dan perempuan Kristen itu pun menhembuskan nafas terakhirnya sebagai seorang muslimah.
.
Pertanyaannya, mengapa Maria kemudian memilih Islam? Sebagai sebuah karya yang berpotensi multitafsir, tentu muncul berbagai alasan. Ada yang mengatakan hal itu sebagai bukti cintanya pada Fahri yang telah lebih dahulu memperistrikan Aisha. Yang lain mengatakan bila pilihan itu merupakan akibat logis dari kebaikan-kebaikan yan dialaminya dari orang-orang Islam yang digambarkan dalam film itu, utamanya Fahri dan Aisya.
.
"Itu mrupakan ekspresi kesetiaan sutradara pada buku yang menjadi acuannya," kata pegiat film Cacuk Wibisono. Menurut penulis cerita sinetron laris seperti "Tuyul dan Mbak Yul", "Flamboyan 128", "Catatan Si Boy" versi televisi dan beberapa naskah lainnya ini, fllm bukan sekedar karya seni, tapi juga merupakan pernyataan iman. Dalam film AAC ini, sang sutradara memang sedang menyatakan imannya.
.
Melalui Mulut Bunda Maryam
.
Alasan mengapa Maria Girgis yang digambarkan dalam film itu sebagai seorang Kristiani yang taat itu akhirnya memilih Islam, memang tidak ditonjolkan secara jelas dalam film AAC itu. Tapi dalam dalam novel AAC yang laris manis itu, jelas terlihat alasan eksplisit mengapa Maria Girgis akhirnya memilih Islam.
.
Pada halaman 400 dan seterusnya yang menjadi puncak sekaligus penutup novel setebal 403 halaman itu, diceritakan pergumulan batin Maria Girgis dalam saat-saat terakhir hidupnya. Bila dalam lembar-lembar sebelumnya, penulis melakukan dakwah secara tidak langsung, lewat tindakan dan kesaksian hidup, di halaman ini, penulis melakukan dakwah secara verbal.
.
Kepada Maria Girgis yang Kristen Koptik taat itu diajarkan bahwa kunci untu masuk sorga hanyalah melalui Nabi Muhammad. Sampai di situ, barangkali, masih wajar-wajar saja. Toh dalam setiap kegiatan dakwah atau penyebaran agama, adalah untuk membuat orang yakin bahwa hanya jala yang ditawarkannya saja adalah jalan yang benar. Yang menjadi masalah, adalah bahwa yang menyampaikan pesan itu adalah Bunda Maryam yang oleh umat Kisten adalah ibu Yesus Kristus.
.
"Memakai simbol suci agama lain untuk dakwah agama agama sendiri kan tidak boleh. Coba bayangkan sekarang orang Kristen buat fil. Lalu dalam film itu Nabi Muhammad menampakkan diri dan mengatakan bahwa jalan ke sorga adalah melalui Yesus, apakah bukan pelecehan itu?" tanya Bambang Noorsena, SH MA, alumnus Dar Comboni Institute Cairo, Mesir yang paham betul tentang kehidupan keberagamaan di Mesir.
.
Tentang penodaan ini, ia berharap agar umat Kristen tidak mengambil langkah-langkah yang mengaburkan watak Kristen sebagai agama yang cinta damai, tapi melalui jalan dialog dengan kepala dingin dan hati yang damai. "Kita harus menanggapinya secara santun, tetapi juga ilmiah," katanya.
.
by Paul Makugoru
Reformata, Edisi 81, Tahun VI, 16-30 April 2008
3 komentar:
knp kita hrus diam saja?
diperbolehkan kah kita untuk melawan dalam bentuk kritikan atau tindakan lebih?
terus terang saya jg sakit hati sekali menonton film AAC tersebut, karena pindahnya keyakinan dari maria, tapi saya juga bangga sebagai anak Tuhan yesus, karena walaupun kita sudah melihat langsung, bahkan sampai di filmkan begitu, namun tidak ada pemberontakan dari kita umat kristiani, tidak seperti mereka, yang baru dengar 1 orang penduduk indonesia masuk kristen seperti kebakaran jenggot saja, bagi saya tidak masalah, toh..orang2 yang meninggalkan Tuhan Yesus, adalah orang2 yang memilih untuk meninggalkan sorga..jadi..tetaplah menjadi anak Tuhan yang baik..GBU all
kita sebagai orang KRISTEN apalagi sebagai jemaat HKBP tidak perlu meluangkan waktu untuk menonton film yang berjudul AAC(aku anak cetan).lebih baik kita membersihkan kloset rumah kita dari pada menonton film tersebut,..
kepada semua orng KRISTAN terlebih jemaat HKBP jangan emosi karna Tuhan tau yang mana yang benar,..
Posting Komentar