Salib Kasih setinggi kurang lebih 30-an meter yang terletak di Bukit Siatas Barita, Kabupaten Tapanuli Utara, kini menjadi salah satu primadona baru tujuan wisatawan di Sumatera Utara. Lokasi wisata dengan latar belakang sejarah perkembangan agama Kristen di Sumatera Utara ini sangat potensial menarik wisatawan mancanegara, terutama wisatawan dari negara-negara terkait dengan pekabaran Injil di Tanah Batak, seperti Inggris, Jerman, Belanda, Amerika dan sebagainya. Tinggal bagaimana pengelola lokasi wisata rohani ini mengemasnya supaya menjadi konsumsi menarik bagi wisatawan yang datang berkunjung. Seperti diketahui, hingga saat ini belum ada kegiatan-kegiatan menarik yang dikemas secara rutin di lokasi wisata ini, kecuali kegiatan kebaktian bersama dan penyediaan bilik-bilik doa. Padahal kalau dipikir-pikir, jika hanya untuk sekedar kebaktian bersama atau sekedar berdoa, kenapa harus jauh-jauh ke Salib Kasih?
.
Jika ingin mengembangkan lokasi Pariwisata Salib Kasih lebih baik dan bermasa depan cerah, maka perlu dipikirkan pengadaan kegiatan-kegiatan rutin terkait dengan latar belakang sejarah keberadaan Salib Kasih itu sendiri. Kegiatan-kegiatan rutin tersebut dimaksudkan untuk menghindari rasa jenuh para wisatawan yang datang berkunjung. Pemberdayaan masyarakat di sekitar lokasi Salib Kasih itupun perlu dipikirkan, paling tidak sebagai guide atau penyambung lidah sejarah tentang keberadaan Salib Kasih. Bila perlu, semua warga di sekitar Salib Kasih harus tahu sejarah keberadaan Salib Kasih atau paling tidak mereka harus dibekali penyuluhan tentang sejarah perkembangan agama Kristen di Tanah Batak sebagai cikal bakal terbentuknya Salib Kasih di desa mereka. Ini juga akan menjadi kegiatan rutin yang tidak harus mengeluarkan biaya besar bagi pengelola. Soalnya tidak lucu, kalau ada wisatawan yang bertanya kepada warga setempat tentang Salib Kasih, si warga tidak tahu memberi jawaban yang dapat memuaskan hati wisatawan. Paling parah lagi, jika ada warga setempat tentang Ompui, DR.I.L. Nommensen, sebagai penanam sejarah utama keberadaan Salib Kasih. Hal ini perlu diantisipasi pengelola, dan jangan sampai menyepelekannya. Bukankah nilai sejarah akan lebih berarti jika banyak orang yang selalu mengenang sejarah tersebut? Salib Kasih akan lebih bersinar dan menjadi kerinduan setiap warga nasrani di seluruh dunia, jika tokoh di balik sejarahnya menjadi buah bibir yang menarik. Bayangkan jika ada warga Silindung atau Tarutung, Tapanuli Utara tidak tahu sama sekali tentang DR.I.L. Nommensen, padahal pertanda sejarahnya berupa Salib Kasih mungkin setiap hari bertengger di pelupuk mata. by Ams
.
Sumber : Artista, Desember 2007
.
Jika ingin mengembangkan lokasi Pariwisata Salib Kasih lebih baik dan bermasa depan cerah, maka perlu dipikirkan pengadaan kegiatan-kegiatan rutin terkait dengan latar belakang sejarah keberadaan Salib Kasih itu sendiri. Kegiatan-kegiatan rutin tersebut dimaksudkan untuk menghindari rasa jenuh para wisatawan yang datang berkunjung. Pemberdayaan masyarakat di sekitar lokasi Salib Kasih itupun perlu dipikirkan, paling tidak sebagai guide atau penyambung lidah sejarah tentang keberadaan Salib Kasih. Bila perlu, semua warga di sekitar Salib Kasih harus tahu sejarah keberadaan Salib Kasih atau paling tidak mereka harus dibekali penyuluhan tentang sejarah perkembangan agama Kristen di Tanah Batak sebagai cikal bakal terbentuknya Salib Kasih di desa mereka. Ini juga akan menjadi kegiatan rutin yang tidak harus mengeluarkan biaya besar bagi pengelola. Soalnya tidak lucu, kalau ada wisatawan yang bertanya kepada warga setempat tentang Salib Kasih, si warga tidak tahu memberi jawaban yang dapat memuaskan hati wisatawan. Paling parah lagi, jika ada warga setempat tentang Ompui, DR.I.L. Nommensen, sebagai penanam sejarah utama keberadaan Salib Kasih. Hal ini perlu diantisipasi pengelola, dan jangan sampai menyepelekannya. Bukankah nilai sejarah akan lebih berarti jika banyak orang yang selalu mengenang sejarah tersebut? Salib Kasih akan lebih bersinar dan menjadi kerinduan setiap warga nasrani di seluruh dunia, jika tokoh di balik sejarahnya menjadi buah bibir yang menarik. Bayangkan jika ada warga Silindung atau Tarutung, Tapanuli Utara tidak tahu sama sekali tentang DR.I.L. Nommensen, padahal pertanda sejarahnya berupa Salib Kasih mungkin setiap hari bertengger di pelupuk mata. by Ams
.
Sumber : Artista, Desember 2007
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar