Mana yang benar dari kata ini, “boan sadanai” atau “boan sadanari”? Tanya seorang warga jemaat HKBP di Jakarta. Pertanyaan ini disampaikan setelah membaca kata tersebut di dua dokumen berharga yang diterbitkan HKBP, yaitu pada sampul Buku Panduan Tahun Marturia HKBP 2008 tertulis “boan sadanai” sedangkan di Pataka Tahun Marturia HKBP 2008 dan buku Tata Ibadah Launching Tahun Marturia pada Minggu, 27 Januari 2008 di Jakarta, tertulis “boan sadanari”.
.
Dalam Bibel (Batak Toba) elektronik yang diterbitkan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) ejaan baru 1998, kata “sadanai” tidak ditemukan. Tetapi kata “sadanari” ditemukan di 61 ayat yakni: 60 ayat dalam Perjanjian Lama (PL) dan satu ayat dalam Perjanjian Baru (PB). Kata “sadanari” yang terdapat dalam Bibel selalu mengandung arti “satu lagi”. Misalnya, dalam :
.
• 3 Musa (Imamat) 12:8, “… ingkon buatonna ma dua anduhur tabu manang dua anak ni darapati, na sada bahen pelean situtungon jala na sadanari bahen pelean pardosaan, …”
• 4 Musa (Bilangan) 8:12, “…, ingkon hobasonna na sada bahen pelean pardosaon, jala na sadanari bahen pelean situtungon di Jahowa …”
• 4 Musa (Bilangan) 11:26, “Alai tinggal dope dua halak di parsaoran, goar ni sada si Eldad, jala goar ni sadanari si Medad, …”
• 5 Musa (Ulangan) 21:15, “Tung sura marsiduadua manang ise, parompuan na sada tuanlaenna, na sadanari di hagigihon, …”.
• 1 Korintus 4:6, “… Unang nilobian na tarsurat I; unang dipaburnang na deba dirina mandongani na sada, maralohon na sadanari”.
.
Jikalau LAI menggunakan Bibel PB yang diterjemahkan oleh IL Nommensen pada 1878 dan PL yang diterjemahkan oleh PH Johansen pada 1894 maka Bibel tersebut merupakan dokumen tua tentang bahasa Batak, karena LAI hanya menyesuaikannya menjadi ejaan baru. Dengan menerima Bibel sebagai dokumen tua tentang bahasa Batak Toba, selain sebagai buku yang berisi firman Tuhan, maka kata “nari” adalah yang benar dan bukan kata “nai” dari kata “boan sadanai” seperti ditulis di Buku Panduan Tahun Marturia HKBP 2008.
.
Menurut Kamus Batak Toba – Indonesia oleh J. Warneck, dikatakan bahwa kata “nari” sebagai bentuk terikat di belakang kata yang bermakna “lagi”: sadanari berarti satu lagi; piganari = berapa lagi; sahalinari = sekali lagi; satongkinnari = sebentar lagi; duapuluringgitnari = dua puluh ringgit lagi; duahalaknari = dua orang lagi. Penjelasan yang diberikan Warneck tersebut sesuai juga artinya dengan kata “nari” yang ditemukan di Bibel seperti dikutip di atas.
.
Dalam percakapan sehari-hari Batak Toba yang kedengaran adalah kata “sadanai” tetapi dalam menuliskan haruslah dengan kata “sadanari”.
.
Apa arti atau pesan di balik kata boan sadanari? Penulis juga mengharapkan ada penjelasan tentang arti pesan tersebut dari penulis buku panduan itu, terlebih lagi karena ditulis menjadi bagian logo Tahun Marturia HKBP 2008. Pada logo ada gambar dua orang manusia seperti saling menarik. Pertanyaannya siapa menarik siapa? Apakah yang berdiri menarik yang duduk atau yang duduk menarik yang berdiri? Jika yang berdiri menarik yang duduk, atau yang duduk menarik yang berdiri apa maknanya? Berdiri dan duduk sama pentingnya. Hanya berdiri pasti capek, hanya duduk juga capek. Bila ada suatu masalah selalu dianjurkan, “mari duduk bersama untuk membicarakannya”.
.
Hanya berdiri tidak baik dan hanya duduk pun tidak baik. Ada kata-kata bijak berkata: lebih baik duduk daripada tidur, lebih baik berdiri daripada duduk, lebih baik berjalan daripada berdiri, lebih baik bekerja daripada berjalan, yang maknanya adalah ajakan untuk selalu kreatif, berkarya, dan melakukan sesuatu yang berguna. Kita mengharapkan ada penjelasan resmi dari penyusun Buku Panduan Tahun Marturia HKBP 2008 tentang logo dan motto yang mencantumkan kalimat ajakan boan sadanari. Mari sukseskan Tahun Marturia HKBP 2008. pp
.
Sumber : Suara HKBP, April 2008
.
Dalam Bibel (Batak Toba) elektronik yang diterbitkan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) ejaan baru 1998, kata “sadanai” tidak ditemukan. Tetapi kata “sadanari” ditemukan di 61 ayat yakni: 60 ayat dalam Perjanjian Lama (PL) dan satu ayat dalam Perjanjian Baru (PB). Kata “sadanari” yang terdapat dalam Bibel selalu mengandung arti “satu lagi”. Misalnya, dalam :
.
• 3 Musa (Imamat) 12:8, “… ingkon buatonna ma dua anduhur tabu manang dua anak ni darapati, na sada bahen pelean situtungon jala na sadanari bahen pelean pardosaan, …”
• 4 Musa (Bilangan) 8:12, “…, ingkon hobasonna na sada bahen pelean pardosaon, jala na sadanari bahen pelean situtungon di Jahowa …”
• 4 Musa (Bilangan) 11:26, “Alai tinggal dope dua halak di parsaoran, goar ni sada si Eldad, jala goar ni sadanari si Medad, …”
• 5 Musa (Ulangan) 21:15, “Tung sura marsiduadua manang ise, parompuan na sada tuanlaenna, na sadanari di hagigihon, …”.
• 1 Korintus 4:6, “… Unang nilobian na tarsurat I; unang dipaburnang na deba dirina mandongani na sada, maralohon na sadanari”.
.
Jikalau LAI menggunakan Bibel PB yang diterjemahkan oleh IL Nommensen pada 1878 dan PL yang diterjemahkan oleh PH Johansen pada 1894 maka Bibel tersebut merupakan dokumen tua tentang bahasa Batak, karena LAI hanya menyesuaikannya menjadi ejaan baru. Dengan menerima Bibel sebagai dokumen tua tentang bahasa Batak Toba, selain sebagai buku yang berisi firman Tuhan, maka kata “nari” adalah yang benar dan bukan kata “nai” dari kata “boan sadanai” seperti ditulis di Buku Panduan Tahun Marturia HKBP 2008.
.
Menurut Kamus Batak Toba – Indonesia oleh J. Warneck, dikatakan bahwa kata “nari” sebagai bentuk terikat di belakang kata yang bermakna “lagi”: sadanari berarti satu lagi; piganari = berapa lagi; sahalinari = sekali lagi; satongkinnari = sebentar lagi; duapuluringgitnari = dua puluh ringgit lagi; duahalaknari = dua orang lagi. Penjelasan yang diberikan Warneck tersebut sesuai juga artinya dengan kata “nari” yang ditemukan di Bibel seperti dikutip di atas.
.
Dalam percakapan sehari-hari Batak Toba yang kedengaran adalah kata “sadanai” tetapi dalam menuliskan haruslah dengan kata “sadanari”.
.
Apa arti atau pesan di balik kata boan sadanari? Penulis juga mengharapkan ada penjelasan tentang arti pesan tersebut dari penulis buku panduan itu, terlebih lagi karena ditulis menjadi bagian logo Tahun Marturia HKBP 2008. Pada logo ada gambar dua orang manusia seperti saling menarik. Pertanyaannya siapa menarik siapa? Apakah yang berdiri menarik yang duduk atau yang duduk menarik yang berdiri? Jika yang berdiri menarik yang duduk, atau yang duduk menarik yang berdiri apa maknanya? Berdiri dan duduk sama pentingnya. Hanya berdiri pasti capek, hanya duduk juga capek. Bila ada suatu masalah selalu dianjurkan, “mari duduk bersama untuk membicarakannya”.
.
Hanya berdiri tidak baik dan hanya duduk pun tidak baik. Ada kata-kata bijak berkata: lebih baik duduk daripada tidur, lebih baik berdiri daripada duduk, lebih baik berjalan daripada berdiri, lebih baik bekerja daripada berjalan, yang maknanya adalah ajakan untuk selalu kreatif, berkarya, dan melakukan sesuatu yang berguna. Kita mengharapkan ada penjelasan resmi dari penyusun Buku Panduan Tahun Marturia HKBP 2008 tentang logo dan motto yang mencantumkan kalimat ajakan boan sadanari. Mari sukseskan Tahun Marturia HKBP 2008. pp
.
Sumber : Suara HKBP, April 2008
Spanduk Tahun Marturia HKBP 2008
2 komentar:
Mau tanya dari HKBP sendiri sudah mempersiapkan program apa untuk program "Boan Sadanari" ini? Setelah satu orang dibawa, terus diapakan? digimanakan dan mau ditindaklanjuti seperti apa?
Ataukah "Boan Sadanari" itu hanyalah slogan dan bukan sebuah program?
Saya sudah menanyakan hal ini sebelumnya pada pendeta ressort setempat dan dia mengatakan "Ya dibawa saja orangnya, setelah itu ya sudah... memang tidak ada program apa2 lagi"
Apa benar seperti itu? Dan juga yang di "Boan" itu yang seperti apa apakah yang beda agama atau satu agama atau siapa saja? dan bagaimana caranya agar tidak ada kesalahpahaman atau kemungkinan menyinggung pihak lain? Mohon penjelasan. Terima kasih
Syalom HKBP,terima kasih atas penjelasan terhadap kata "boan sadanari".Saya sebagai jemaat HKBP bangga akan kerja keras para pelayan gereja hingga saat ini.Pelayanan melalui online seperti ini merupakan sesuatu yang memang harus kita tingkatkan untuk bisa mengikuti perkembangan jaman.
HKBP,aku punya saran untuk kita semua : perkembangan zaman bisa mengubah kosa kata yang kita miliki.Tetapi seiring berkembangnya zaman itu makna kata bisa saja berkurang kwalitasnya.Maka untuk itu jangan kita coba mengubah kata-kata dalam alkitab,sebab berkurangnya kwalitas makna kata,bisa mengurangi rasa yang timbul dalam benak kita.terima kasih
Posting Komentar