Amang M. Simarmata, seorang tokoh jemaat HKBP Palembang yang disegani dan dihormati itu ternyata telah berpulang pada tanggal 16 Maret 2008 yang lalu. Beliau sangat berjasa di masa-masa konflik internal HKBP tahun 90-an yang lalu, bahkan sampai akhir hayatnya. Beliau selalu menawarkan bantuannya kepada gereja HKBP Palembang tanpa diminta Pendeta atau Sintua. Amang ini sudah lama dicalonkan jadi Sintua namun selalu menolak. Beliau selalu berkata mesti ada yang jadi ruas (jemaat) dan ada yang jadi Sintua dan Pendeta. Kalo semua jadi Sintua dan Pendeta, siapa lagi yang jadi ruas(jemaat)-nya. Memang, penyandang Bintang Nararya ini dikenal sangat tegas dan disiplin namun low profile.
.
Leadershipnya terlihat menonjol di saat-saat konflik tersebut. Amang inilah yang menghadap Pangdam, Kasdam, dan Kapolda sehingga tercipta "status-quo". Amang inilah juga yang mengkoordinir keamanan dalam menghadapi para preman yang dikirim dari Riau sebanyak 2 truk oleh, yang mengaku-ngaku dari, kubu Tiara. Amang ini sebenarnya juga tidak pro-SSA, namun beliau tidak mau gerejanya diacak-acak oleh orang luar. Karena beliau telah menjadi jemaat HKBP Palembang dari tahun 1964. Ya, beliau adalah salah seorang sesepuh Batak di Palembang bersama Amang Prof.Dr. BIT Tamba dan lain-lain yang bersama-sama sepakat bahwa gereja HKBP Palembang harus bersih dari konflik HKBP di Pusat. Kebetulan beliau adalah seorang sesepuh jemaat HKBP yang berasal dari angkatan. Beliau, seperti halnya amang Prof. Tamba, mampu berkomunikasi ke seluruh lapisan masyarakat, dari lapisan paling bawah sampai paling atas di Sumsel.
.
Amang pendeta waktu itu ada Amang Pdt. Parhusip, Amang Pdt. Saragih, Amang Pdt. Daniel Harahap, dll. Amang Pdt. Daniel Harahap waktu itu masih muda, namun terlihat tidak seberani sekarang. Walaupun dalam tulisannya Amang Pdt. Daniel Harahap terlihat menyepelekan peran amang M.Simarmata ini (Amang ini sudah tau akan adanya tulisan Amang Pdt DTA itu, beliau kecewa, tapi cuma bilang pendeta itu kan manusia juga), namun justru amang inilah dulu yang melindungi mereka, walaupun sudah dilarang anak-anaknya karena menurut anak-anaknya ikut-ikut konflik HKBP tidak ada gunanya. Toh, tidak akan ada pendeta HKBP yang mengingatnya. Memang sih, tidak ada pendeta HKBP yang dulu dibelanya turut mengucapkan duka cita. Tragis memang...
.
Amang M.Simarmata ini adalah seorang anggota POLRI yang berasal dari Brimob, pemegang bintang Nararya, dan seorang lulusan Diplom Criminolog (setara S1) dari Jerman Barat. Kisah perjuangan hidup amang ini sudah melegenda di Palembang, karena beliau memulainya di Palembang dari nol.
.
Amang ini dikebumikan di TPU Sugih Waras, Palembang, walaupun sebenarnya beliau berhak dimakamkan Taman Makam Pahlawan karena memiliki Bintang Nararya. Selamat Jalan Amang...
.
Sumber :
.
Leadershipnya terlihat menonjol di saat-saat konflik tersebut. Amang inilah yang menghadap Pangdam, Kasdam, dan Kapolda sehingga tercipta "status-quo". Amang inilah juga yang mengkoordinir keamanan dalam menghadapi para preman yang dikirim dari Riau sebanyak 2 truk oleh, yang mengaku-ngaku dari, kubu Tiara. Amang ini sebenarnya juga tidak pro-SSA, namun beliau tidak mau gerejanya diacak-acak oleh orang luar. Karena beliau telah menjadi jemaat HKBP Palembang dari tahun 1964. Ya, beliau adalah salah seorang sesepuh Batak di Palembang bersama Amang Prof.Dr. BIT Tamba dan lain-lain yang bersama-sama sepakat bahwa gereja HKBP Palembang harus bersih dari konflik HKBP di Pusat. Kebetulan beliau adalah seorang sesepuh jemaat HKBP yang berasal dari angkatan. Beliau, seperti halnya amang Prof. Tamba, mampu berkomunikasi ke seluruh lapisan masyarakat, dari lapisan paling bawah sampai paling atas di Sumsel.
.
Amang pendeta waktu itu ada Amang Pdt. Parhusip, Amang Pdt. Saragih, Amang Pdt. Daniel Harahap, dll. Amang Pdt. Daniel Harahap waktu itu masih muda, namun terlihat tidak seberani sekarang. Walaupun dalam tulisannya Amang Pdt. Daniel Harahap terlihat menyepelekan peran amang M.Simarmata ini (Amang ini sudah tau akan adanya tulisan Amang Pdt DTA itu, beliau kecewa, tapi cuma bilang pendeta itu kan manusia juga), namun justru amang inilah dulu yang melindungi mereka, walaupun sudah dilarang anak-anaknya karena menurut anak-anaknya ikut-ikut konflik HKBP tidak ada gunanya. Toh, tidak akan ada pendeta HKBP yang mengingatnya. Memang sih, tidak ada pendeta HKBP yang dulu dibelanya turut mengucapkan duka cita. Tragis memang...
.
Amang M.Simarmata ini adalah seorang anggota POLRI yang berasal dari Brimob, pemegang bintang Nararya, dan seorang lulusan Diplom Criminolog (setara S1) dari Jerman Barat. Kisah perjuangan hidup amang ini sudah melegenda di Palembang, karena beliau memulainya di Palembang dari nol.
.
Amang ini dikebumikan di TPU Sugih Waras, Palembang, walaupun sebenarnya beliau berhak dimakamkan Taman Makam Pahlawan karena memiliki Bintang Nararya. Selamat Jalan Amang...
.
Sumber :
3 komentar:
Ya, saya kenal Amang Naburju ini. Saya pernah ditolongnya.
Salam damai...terimakasih atas pemberitahuannya, secara pribadi saya turut berduka cita atas berpulangnya amang simarmat, semua yang telah diperbuat olehnya jika itu berkenan pada Nya pasti akan memberi dampak positif bagi kita yang ditinggalkannya.Kita tiru yang terbaik itu dan kita laksanakan sesuai dengan prinsip pelayanan yang diperintahkan Yesus.Tuhan memberkati...amen
atas nama pribadi turut berdukacita
atas meninggal dunianya Bpk. M.Simarmata
Posting Komentar