Senin, 01 Desember 2008

Donor Darah Jemaat HKBP Kramat Jati : Diakonia untuk Semua

Minggu, 2 Oktober 2008 sekitar pukul 11.00 di aula Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Kramat Jati, Jakarta Timur, yang berada di lantai dasar bangunan gereja bertingkat dua itu, ada kesibukan tidak lazim.
.
Di beberapa sudut ruangan orang-orang berbaju putih layaknya petugas kesehatan sibuk mempersiapkan berbagai peralatan. Sementara itu, jemaat yang baru selesai melaksanakan kebaktian di ruangan atas makin banyak yang memasuki aula. Ada apa gerangan?
.
Ya. Hari itu untuk pertama kali jemaat Gereja HKBP Kramat Jati secara kolektif melaksanakan donor darah untuk disumbangkan kepada sesama melalui Palang Merah Indonesia (PMI). Kegiatan donor darah memang sudah biasa dilakukan secara perorangan maupun kelompok institusi, termasuk beberapa institusi gereja. Namun, bagi jemaat Gereja-gereja HKBP kegiatan donor darah yang dikelola gereja seperti ini sangat jarang dilakukan. Biasanya kegiatan diakonia atau pelayanan lebih sering dilakukan untuk lingkungan jemaat gereja dalam bentuk lain.
.
Tugas atau misi gereja HKBP dan gereja pada umumnya di dunia ini ada tiga jenis, yaitu koinonia (persekutuan), marturia (kesaksian), dan diakonia (pelayanan). Maka kegiatan yang dilakukan jemaat Gereja HKBP Kramat Jati ini adalah dalam konteks diakonia. Departemen gereja yang membidangi diakonia biasanya meliputi bidang pendidikan, sosial masyarakat, dan kesehatan. Menyongsong Jubileum 150 tahun HKBP tahun 2011 mendatang, telah ditetapkan tahun 2007 sebagai Tahun Koinonia, tahun 2008 sebagai Tahun Marturia, dan tahun 2009 sebagai Tahun Diakonia.
.
Pendeta P Panjaitan sebagai pendeta HKBP Resort Kramat Jati mengatakan, latar belakang pelaksanaan kegiatan donor darah ini selain menyambut Tahun Diakonia 2009 juga untuk menyikapi kenyataan kondisi persediaan darah yang sangat menipis di berbagai daerah sesudah libur Lebaran 2008. ”Kita sepakat melaksanakan donor darah dan menyosialisasikannya kepada jemaat sebaik-baiknya. Kita ingin agar seluruh jemaat punya perspektif dan pemahaman yang luas mengenai kegiatan diakonia,” kata Pendeta Panjaitan.
.
Menurut Ketua Diakonia Bidang Kesehatan HKBP Resort Kramat Jati Dr Wellington Simanjuntak, awalnya mereka tidak begitu optimistis jumlah pendonor akan memenuhi target. Namun, dengan sosialisasi dan penyampaian yang kontinyu serta solidnya kerja sama di antara seluruh pengurus gereja, penatua, dan pendeta membuat mereka percaya diri dan memang terbukti jemaat yang mendaftar untuk mendonorkan darahnya makin banyak.
.
Hal yang hampir sama disampaikan Dr Daulat Siregar, Wakil Ketua Diakonia Bidang Kesehatan. Menurutnya, di samping menekankan misi kemanusian, mereka juga menjelaskan kegunaan donor darah dari sisi kesehatan, yaitu untuk memacu regenerasi sel-sel darah dalam tubuh serta sebagai sarana deteksi dini empat jenis penyakit ketika pemeriksaan darah, sebelum pendonor dinyatakan layak mendonorkan darahnya.
.
Hasilnya adalah pemandangan Minggu siang hari di aula gereja tersebut. Deretan kursi panjang dipenuhi ratusan jemaat yang dengan sabar antre mengikuti tahap demi tahap pemeriksaan sebelum petugas mengambil darah mereka di salah satu sudut ruangan. Dan yang lebih menggembirakan lagi adalah banyak di antara pendonor dari golongan usia muda, baik laki-laki maupun perempuan. Ketua Bidang Diakonia gereja ini Ir J Lumban Gaol mengatakan bahwa jumlah pendonor yang terdaftar jauh melebihi jumlah kantong darah yang dibawa PMI saat itu, yaitu 100 kantong.
.
”Inilah diakonia yang nyata, pelayanan yang nyata. Darah jemaat HKBP telah mengalir di tubuh sesama tanpa memandang latar belakang agama, kelompok, dan ras. Inilah wujud kasih nyata kepada sesama,” ungkap pendeta Panjaitan dengan haru. Menurutnya, kegiatan donor darah ini akan dilakukan secara teratur minimal sekali dalam setahun. Demikian juga dalam tugas diakonia lainnya seperti bidang kesehatan, sosial, kemasyarakatan, serta pendidikan, akan diaplikasikan lebih konkret dan terencana. Pelayanan kesehatan yang selama ini dilakukan sekali seminggu di gereja dan hanya melayani jemaat akan ditingkatkan dan diharapkan bisa menjangkau masyarakat sekitar gereja. Peran serta jemaat dan simpatisan yang memiliki akses fasilitas kesehatan dan persediaan obat-obatan diharapkan ikut menyukseskan rencana ini.
.
Berangkat dari kesuksesan melaksanakan pelayanan mulia ini timbul pertanyaan, jika HKBP Kramat Jati bisa melakukan, mengapa gereja wilayah HKBP lain hampir tidak pernah terdengar melakukan hal yang sama? Memang setiap gereja HKBP mempunyai kekhasan dan kebebasan untuk melakukan kegiatan-kegiatan diakonia, termasuk bidang kesehatan sesuai dengan kebijakan yang diambil pengurus gereja tersebut.
.
Namun, satu hal yang harus dipahami bahwa gereja tidak bisa lagi inklusif dalam pelayanannya.Gereja harus membuka mata dengan keadaan sekelilingnya. Berinteraksi dengan lingkungan dan ambil bagian secara aktif dalam pelayanan sosial, pendidikan maupun kesehatan sesuai kemampuannya.
.
Kegiatan donor darah adalah salah satu wujud pelayanan yang bisa dilaksanakan jemaat gereja dan tidak memerlukan dana. Masalahnya adalah kemauan dan kemampuan pemimpin dan pengurus gereja untuk memobilisasi jemaat dalam tugas mulia ini. Jika pemimpin gereja dan jajarannya sepakat dan punya tekad kuat melaksanakannya ternyata jemaat sangat antusias meresponsnya. Bisa dibayangkan jika seluruh gereja-gereja HKBP secara teratur mengorganisasi jemaatnya melakukan program donor darah, salah satu misi kasih yang nyata dan sangat berharga terhadap sesama telah terwujud.
.
Kalau selama ini HKBP sudah dikenal dengan jumlah jemaat terbesar, gereja yang tersebar di mana-mana termasuk di luar negeri, pendeta dan pengerja gereja yang andal dengan tingkat pendidikan yang tidak perlu diragukan, SDM-SDM unggul di berbagai bidang, serta tentu dikenal juga karena ”friksi-friksi internal” yang selalu menyertai perjalanan HKBP.
.
Sekarang masyarakat menunggu HKBP yang keseluruhan manusia di dalamnya adalah pelayan (diaken) dan menjadi ”garam dunia” untuk secara nyata mempersembahkan salah satu bagian paling berharga dari tubuh, yaitu darahnya untuk kebaikan sesama manusia.
.
Darah yang akan mengalir dan memberikan kekuatan serta harapan kepada sesama manusia yang membutuhkan. Ini akan menjadi satu kesaksian HKBP yang sangat indah di tengah dunia yang makin sarat dengan manusia-manusia yang mementingkan diri sendiri dan kelompok.Tidak mudah memang, tetapi dengan kerja sama dan kesungguhan, disertai sikap rendah hati di semua aras warga gereja maka Tuhan pasti akan menyertai dan memberkati pekerjaan mulia tersebut. Jemaat HKBP Kramat Jati telah memulainya, bagaimana dengan HKBP wilayah lain?
.
Selamat menyongsong Tahun Diakonia 2009.
.
By Dame Sitompul, Sinar Harapan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar