Selasa, 16 Oktober 2007

HKBP Besar dan Bersatu

28 Oktober 2007, Pesta Parolopolopon HKBP di Senayan

HKBP Besar dan Bersatu
.
Pesta Parolopolopon HKBP mengusung dua momen, ulangtahun ke-146 dan 67 tahun kemandirian HKBP. Lahir dan mandiri merupakan sejarah penting bagi HKBP untuk lebih eksis menjadi garam dan terang dunia. Kenapa dirayakan pada “bilangan ganjil”, 146 tahun?
.

Seyogianya Pesta Parolopolopon dilaksanakan Minggu, 7 Oktober 2007 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Tiba-tiba, panitia menginformasikan diubah menjadi Minggu, 28 Oktober 2007, tetap di tempat yang sudah ditentukan sebelumnya. Perubahan mendadak ini, menurut Ketua Umum Panitia, Pdt. Ramlan Hutahaean, MTh merupakan special moment bermakna toleransi. “Tidak ada masalah. Kebetulan, pada 7 Oktober Fauzi Bowo dilantik jadi Gubernur DKI Jakarta. Agar perhatian Gubernur tidak terbagi dan pihak keamanan konsentrasi pada tugasnya, HKBP lebih mengutamakan toleransinya dengan mengundurkan pelaksanaan Pesta Parolop-olopon. Di lain pihak, kita juga bertoleransi menghormati teman-teman kita yang sedang menjalankan ibadah puasa, “katanya kepada majalah HORAS di Kantor Resort HKBP Tanah Tinggi, baru-baru ini.
.
Pengunduran ini pun dipahami anggota jemaat HKBP. Dengan demikian, panitia memiliki waktu lebih untukmematangkan segala persiapan dan kebutuhan acara.
.
Pesta Parolopolopon diperkirakan akan dihadiri 100 ribu warga HKBP khususnya yang tinggal di Jabodetabek. Apabila tidak ada halangan, Presiden RI Susilo BambangYudhoyono juga turut hadir.
.
Menurut Pdt. Ramlan Hutahaean, selama tahun 2007 perayaan sudah dibagi dalam 3 regional, yakni Tapanuli, Medan, dan Jakarta sebagai puncak acara. Ada 4 tujuan mendasar.


  • Pertama, meningkatkan mutu persekutuan persaudaraan antara sesama warga dan pelayan HKBP.

  • Kedua, membangun persatuan dan kesatuan dengan segenap lapisan masyarakat demi mewujudkan HKBP sebagai gereja yang inklusif, dialogis, dan terbuka.

  • Ketiga, menjadikan HKBP sebagai Gereja yang ramah dan bersahabat, menyejukkan, menyegarkan, dan yang peduli dengan sesama.

  • Keempat, membantu penggalangan Dana Pensiun HKBP.

.

Tema acara adalah dipetik dari nats Zakharia 8:13b,“Aku akan menyelamatkan kamu dan menjadikan kamu berkat.” Tema ini disesuaikan dengan penetapan tahun 2007 oleh HKBP sebagai “Tahun Koinonia.”

.

“Harapan kita, Tuhan akan menyelamatkan HKBP dan melalui itulah HKBP menjadi saluran berkat bagi semua,” jelas Pdt. Ramlan Hutahaean. Adapun yang menjadi bolahan amak (tuan rumah) kegiatanini adalah HKBP Distrik Jakarta 2 dan Distrik 3, Jawa-Kalimantan, Indonesia Bagian Timur, Jambi, danSumbagsel.
.
KOOR KOLOSAL
.
Pesta Parolopolopon akan diisi dengan berbagai acara yang intinya adalah ucapan syukur kepada Tuhan. Selain kebaktian, akan dikumandangkan lagu-lagu pujian yang dibawakan 2.000 naposobulung (remaja). Dalam hal ini, koordinatornya adalah Grandiosso Chorus Community dengan konduktor sealigus komposer, Godfried Lumbantobing. Beberapa lagu akan dibawakan,diantaranya Haleluya Nabolon, Mars NHKBP, Arbab, dan OTano Batak. Selain itu, koor gabungan juga bertindaksebagai song leader pada acara kebaktian.
.
Acara juga dimeriahkan artis, direncanakan YudikaSihotang, Yan Berlin Panjaitan, dan Elsa Pardosi.Uning-uningan juga dilibatkan disamping musik tiup.Pada acara manortor, semua peserta menyandang ulos danmenari di tempat masing-masing.
.
Yang menarik, anak-anak Sekolah Minggu juga akanditampilkan dalam acara ini berupa drama musikal yangsutradaranya adalah Edward Pesta Sirait.
.
Pdt. Ramlan Hutahaean menginformasikan bahwa para mantan Ephorus HKBP juga diundang dan telah bersedia hadir. “Kehadiran mereka akan membuktikan kebesaran dankebersamaan di tubuh HKBP,” kata Pendeta Ressort HKBPTanah Tinggi itu.
.
MOMEN PERSEKUTUAN DAN PEMBINAAN GENERASI MUDA HKBP
.
Disadari, salah satu tantangan besar bagi HKBP dewasaini adalah pembinaan generasi muda. Melalui PestaParolopolopon dan dikaitkan dengan 2007 sebagai “TahunKoinonia”, keterlibatan Pemuda Gereja seperti paduansuara juga diharapkan akan menumbuhkan persekutuanyang erat di antara generasi muda HKBP.
.
“Lama-lama akan menjadi cikal bakal pengorganisasianpelayanan pemuda, sehingga akan tercipta pemimpin-pemimpin masa depan, apakah sebagai Majelis,atau tokoh-tokoh yang mencintai HKBP,” kata Pdt.Ramlan Hutahaean.
.
HKBP juga mendambakan kebersamaan dan kebanggaan dikalangan generasi muda. “Kalau kebanggan itu sudahterpatri tentu akan ada sumbangsih. Sumbangsih itulahyang diminta Tuhan, dimana pada waktunya Tuhan akan memberikan sesuatu yang menarik dalam kehidupan kita,”tambahnya.
.
MENGAPA HARUS ‘HUT KE-146’?
.
Timbul pertanyaan. Apabila biasanya gebyar suatu perjalanan sejarah selalu dikaitkan dengan lipatan 5 dan 10, kenapa HKBP melaksanakan Pesta Rohani pada “bilangan ganjil” 146?
.
Menurut Kepala Departemen Koinonia HKBP, Pdt. BistokM. Siagian, pada tahun 2011 HKBP akan merayakan Jubileum 150 tahun. Sebagai bentuk syukur penyertaan Tuhan dalam perjalanan HKBP maka dalam 5 tahun menjelang jubileum telah disusun sejumlah program.
.
Pada rapat Praeses dan MPS tahun 2005 dicanangkan bahwa pada tahun 2006 adalah persiapan “Pra Jubileum 150 Tahun HKBP dan Dana Pensiun HKBP”. Tahun 2007 sebagai “Tahun Koinonia”, 2008 “Tahun Marturia”, 2009 “Tahun Diakonia”, dan 2010 sebagai “Tahun Evaluasi Pra-Jubileum.”
.
“Jadi, kenapa HKBP merayakan HUT yang ke-146, karenatahun 2007 dimana HKBP genap berusia 146 tahun adalah‘Tahun Koinonia’, salah satu bagian dari program HKBP menyongsong Jubileum 150 tahun,” kata Pdt. Bistok M. Siagian dalam penjelasannya kepada HORAS di Kantor Pusat HKBP di Pearaja. H-02/LS
.
Sumber : HORAS, Edisi No. 88 / 5-25 Oktober 2007

2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. STATISTIK JEMAAT HKBP
    By : St. Maludin Sitanggang / Bulir Sesawi.

    1. PENDAHULUAN
    Pertama saya mengucapkan Selamat Tahun Baru, Selamat Tahun Diakonia Buat seluruh anggota Jemaat HKBP. Almanak HKBP 2009 tekah beredar dan dilengkapi dengan berbagai informasi yang cukup untuk diketahui jemaat HKBP.

    2. DATA JEMAAT
    Penulis hanya memberikan masukan, khususnya Kepala Biro Jemaat dan Kepala Balitbang, serta pimpinan HKBP.
    a. Tahun 2010 telah dicanangkan sebagai tahun Sekretariat, dan Tahun 2011 tahun Jubelium HKBP.
    b. Tentu untuk tahun 2010, sudah tertata dan terdata Jemaat HKBP. Artinya sudah diketahui berapa jumlah Bapak, Parompuan, Remaja, Naposobulung, Anak Sekolah Minggu, serta masing-masing berapa laki-laki dan perempuan. Saya sebagai peneliti melihat begitu banyaknya yang kosong STATISTIK JEMAAT setiap Ressort tersebut. Dan dalam satu Distrik mungkin ada yang sama sekali tidak terdata JUMLAH anggota Jemaatnya.
    c. Pada Ressort tertentu, data jemaat yang ditampilkan adalah data tahun 2001, dan bahkan sudah ada yang menampilkan tahun 2008. Artinya Puji Tuhan masih ada kemauan untuk mendata/menata dan melaporkannya ke HKBP.

    3. SOLUSI
    Untuk mendata dan menata statistik Jemaat HKBP, penulis menawarkan beberapa solusi sebagai berikut :
    a. Ada perintah langsung kepada setiap Pimpinan Jemaat HKBP. Dalam hal ini pimpinan jemaat tersebut memerintahkan kepada para Sintua Lunggu/Wijk untuk mendata Jemaatnya.
    b. Pimpinan Jemaat melaporkan ke Ressort, ke Distrik dan seterusnya.
    c. Seharusnya ada kontrak kerja kepada Pimpinan Jemaat, Pendeta Ressort dan Praeses, serta struktural lainnya. Janganlah jabatan itu menurut periode. Dalam hal ini periode Pimpinan 4 tahun, Pendeta bertugas 6 tahun dalam satu gereja dan dapat diperpangjang satu kali. Periode ini adalah saya sebut JATAH. Bisa jadi kalau periode adalah jatah, maka Pendeta yang ditempatkan tersebut tidak akan berkreasi. Bisa jadi Pendeta tersebut mencari amannya saja. Seandainya penempatan struktural tersebut adalah untuk mencapai TARGET, maka HKBP cepat berkembang. Kalau pimpinan memberikan target kwalitas tertentu kepada Pendeta yang menduduki suatu jabatan, maka bisa diganti kapan saja jika target tidak dapat dicapai. Khusus Statistik Jemaat, penulis menganggapnya tidak sulit, karena sudah pernah melakukannya dan sudah mengkader beberapa majelis.

    4. KOMENTAR
    Pimpinan HKBP tertinggi sampai dengan terendah, harus mempunyai komitmen dalam memajukan tugasnya. Janganlah sedikit-sedikit menanya dan menunggu laporan saja. Janganlah duduk manis di kantor menunggu laporan. Harus ada cek dan ricek terhadap tugas yang diterima dan yang diberikan.
    Terimakasih, jika ada kekeliruan, mohon koreksi, Tuhan memberkati.


    St. Maludin Sitanggang

    BalasHapus