Senin, 29 Oktober 2007

Bonar Napitupulu : Ekskusifisme Agama Potensial Ciptakan Konflik

Selasa, 23 Oktober 2007 19:55 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:
.
Pandangan eksklusifisme dari sebuah agama, potensial menyebabkan konflik. Pendeta Bonar Napitupulu dari Huria Katolik Batak Protestan (HKBP) mengatakan hal tersebut dalam diskusi panel "Memperkokoh Kerukunan Umat Beragama di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)" di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (23/10)."
.
Atas nama eksklusifisme, kelompok agama melakukan klaim sepihak atas kebenaran dan menyalahkan penganut agama lainnya," ujar Bonar.
.
Diskusi panel tersebut merupakan pemanasan dari perayaan pesta parolopalopon yang akan dirayakan pada 28 Oktober mendatang di Gelora Bung Karno dalam rangka peringatan 67 tahun kemandirian HKBP dan Hari Ulang Tahun HKBP yang ke 146.
.
Pendapat senada dikemukakan oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Hasyim Muzadi. Menurut dia kerukunan sejati antar umat beragama tumbuh dari cara hidup, persepsi terhadap agama, keterbukaan menerima faham lain, bukan untuk keyakinan tetapi kenyataan."
.
Keseimbangan antara keyakinan dan toleransi dapat menciptakan kerukunan antar umat beragama," ujar Hasyim. Terlalu banyak keyakinan, kata dia akan menyebabkan fundamentalisasi, sedangkan terlalu banyak toleransi, menyebabkan tidak jelasnya agama seseorang.
.
Selain itu, Hasyim mengatakan kebebasan beragama setelah jatuhnya era orde baru menyebabkan munculnya konflik dalam kerukunan umat beragama.
.
"Keterbukaan mendadak setelah masa orde baru membuat masyarakat beragama out of control. longgarnya peraturan membuat konflik terjadi," ujarnya.
.
Namun, menurut dia, hal tersebut tidak berarti perlu dibentuknya Undang-Undang Kerukunan Beragama.
.
"Andaikan dibuatpun, sekiranya peraturan tersebut dapat menjadikan nilai agama sebagai substansi, bukan agamanya itu sendiri," ujarnya.Ia mengatakan nilai substansial inklusif-lah yang harus ditekankan dalam kehidupan beragama dan bukan nilai formal eksklusivitas. "Negara jangan sampai berbenturan dengan agama," ujarnya.
.
Sumber : Amandra Mustika Megarani, Tempo Interaktif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar