Sabtu, 16 Agustus 2008

Cintai Negeri Kita

Nats : Ya Tuhan, sesuai dengan belas kasihan-Mu, biarlah kiranya murka dan amarah-Mu berlalu dari Yerusalem (Daniel 9:16)
Bacaan : Daniel 9:12-19

Dalam amanat kemerdekaan 17 Agustus 1963, Bung Karno mengungkap sedikit rahasia tentang bagaimana ia menulis amanatnya, "Saya menulis pidato ini sebagaimana biasa dengan perasaan cinta yang meluap-luap terhadap Tanah Air dan Bangsa ...." Dan, orang yang memiliki rasa cinta terhadap tanah air, pasti merindukan yang terbaik terjadi atas bangsanya.
.
Bacaan Alkitab ini berbicara tentang bangsa Israel yang telah banyak melakukan pelanggaran. Mereka meninggalkan Tuhan dan tidak mau berbalik dari dosa-dosanya. Karenanya bangsa ini tidak akan luput dari keadilan Tuhan-malapetaka bagi yang melanggar ketentuan-Nya. Daniel begitu mencintai bangsanya, itu sebabnya ia sangat sedih ketika menyadari bahwa bangsanya berada di ambang penghukuman Tuhan.
.
Kondisi "carut-marut" bangsanya karena dosa, tidak mengurangi cinta Daniel. Karena itu, ia membawa bangsa Israel dalam doanya kepada Tuhan. Dalam kondisi yang seolah-olah tidak mungkin, Daniel memohon agar Tuhan mengampuni dan melepaskan bangsa Israel dari malapetaka (ayat 18).
.
Mari kita melihat ke dalam hati kita dan bertanya, sedalam apa kita mencintai negeri ini? Betul, negeri kita ini bukan negeri yang ideal, bahkan di sana-sini kita melihat kondisi yang memprihatikan, tetapi kiranya itu tidak mengurangi cinta kita. Sebab jika bukan kita yang mencintai negeri ini, lalu siapa lagi? Seperti Daniel, mari kita doakan negeri kita dengan penuh cinta. Kita mohonkan ampun atas pelanggaran yang telah dilakukan setiap elemen bangsa ini. Kita mohonkan belas kasihan Tuhan.
.
INDONESIA ADALAH TITIPAN TUHAN
MARI KITA CINTAI DENGAN SEGENAP JIWA DAN RAGA

TUHAN MEMBERKATI

diambil dari Renungan Harian Gloria

Jumat, 15 Agustus 2008

Apa Guna Negara?

PERTANYAAN MENJELANG 17 AGUSTUS 2008:
.
Seandainya saya pergi bekerja di negara tetangga atau di negara sahabat nun jauh, dan disana saya disiksa serta dianiaya oleh majikan saya: apakah saya akan dibela mati-matian oleh negara ini, termasuk kalau perlu mengirimkan angkatan perangnya?
.
Seandainya saya sedang berada di luar negeri dan ditangkap oleh polisi setempat, dijebloskan ke penjara dengan atau tanpa pengadilan: apakah saya akan diperjuangkan oleh negara ini minimal dijamin akan mendapat perlakuan adil dan manusiawi?
.
Seandainya saya punya sebidang tanah dan diserobot oleh orang lain yang secara ekonomi dan politik jauh lebih kuat dari saya, apakah negara ini akan menjamin bahwa saya akan kembali mendapatkan hak-hak saya?
.
Seandainya saya jatuh miskin, mengalami cacad fisik dan psikis sehingga tidak lagi bisa bekerja atau berusaha, sakit permanen atau lumpuh, atau sudah lanjut usia, atau tidak punya ayah dan ibu, apakah negara menjamin hidup dan masa depan saya?
.
Seandainya saya tinggal sangat jauh dari Jakarta, yaitu di pulau-pulau kecil di ujung negeri ini, atau dibalik urat-urat pegunungan tinggi, atau malah di perkampungan miskin di tengah kota di depan mata penguasa, apakah saya dijamin tidak akan luput dari perhatian dan sokongan negara? Apakah negara memastikan bahwa saya mempunyai kedudukan yang sama dan setara di depan hukum, dan keadilan atas sumber-sumber kehidupan yang dipunyai bersama?
.
Seandainya saya memilih suatu agama dan ingin beribadah menurut agama yang saya pilih itu, namun ternyata saya dihalang-halangi atau diganggu oleh orang lain, apakah negara ini berkuasa untuk melindungi kebebasan saya?
.
Jika terhadap semua pertanyaan itu jawabannya adalah TIDAK atau TIDAK TAHU atau TIDAK PASTI, pertanyaan saya selanjutnya adalah: lantas apa gunanya negara Indonesia ini? Satu lagi: apakah negara ini sungguh telah merdeka dan apakah masih ada?
.
Presiden dan anggota parlemen yang mulia, dan para calon presiden dan anggota parlemen terhormat, jawablah jujur pertanyaan-pertanyaan di atas!
.
Selamatkan Indonesia!
.
Sumber : Pdt Daniel T.A. Harahap
www.rumametmet.com

Gereja dan Kemerdekaan

Pada saat kita sebagai bangsa memperingati HUT ke-63 (Minggu, 17-8-08) Proklamasi Kemerdekaan RI, maka selain kita melakukan perenungan ulang tentang sejauh mana komitmen terhadap cita-cita kemerdekaan itu, sewajarnya kita harus terus-menerus mengaktualisasikan cita-cita kemerdekaan itu dalam dunia yang tengah berubah. Dalam dimensi keagamaan secara eksplisit, Pembukaan UUD 1945 ditegaskan bahwa kemerdekaan bangsa kita terwujud atas ''berkat Allah Yang Maha Kuasa'' tetapi juga karena bangsa kita adalah ''bangsa yang beragama''. Untuk itulah di negeri yang majemuk ini, penting memperbaharui terus-menerus ihwal toleransi beragama.

Kemerdekaan bagi gereja atau umat Kristen diartikan supaya kita mewujudkan cita-cita pendiri bangsa ini agar bergandeng erat dengan kebersamaan, kebersatuan, solidaritas, dan hidup senasib-sepenanggungan. Para pendiri negara kita (the founding fathers) sejak awal dengan amat tajam mencermati adanya bahaya yang dapat mengancam persatuan bangsa, apabila hal-hal yang bersifat diskriminatif mendapat tempat dalam kehidupan bangsa kita yang amat majemuk ini.

Jadi, dalam menyambut HUT RI ke-63 panggilan gereja di Indonesia sebagai bagian integral dari bangsa harus terus-menerus mengungkapkan perannya. Peran gereja dan umat Kristen Indonesia harus mewujud yang didasarkan oleh iman dan percaya pada ''Ketuhanan Yang Maha Esa''. Dengan landasan itu semua penganut agama di Indonesia merasa diakomodasi eksistensinya dan mendapat peluang yang sama untuk memainkan peran dalam kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia.

Dengan pengertian seperti itu, maka kemerdekaan bukanlah kata tanpa makna. Kemerdekaan adalah keteguhan dan komitmen, harapan dan perjuangan bagi hadirnya suatu tatanan masyarakat baru yang di dalamnya tumbuh kembang keadilan, kebenaran, kesejahteraan yang merata, demokratisasi, hak asasi manusia, keterbukaan, kebhinekaan yang dibingkai dalam kesatuan dan persatuan, kebebasan beragama sesuai dengan iman percaya masing-masing, kemakmuran dan kesejahteraan yang dihidupi oleh semua lapisan masyarakat.

Tak heran kalau gereja dan umat Kristen sebagai umat beragama di Indonesia tidak boleh tinggal diam menonton, apalagi hanya memantau program-program pembangunan sebagai wujud pelaksanaan cita-cita kemerdekaan. Umat beragama harus memberi landasan spiritual yang tekun bagi seluruh aktivitas pembangunan. Karena hakekat dari pembangunan tersebut adalah harus pembangunan jasmani dan rohani. Dengan pengertan itu maka kemerdekaan diartikan untuk meninggikan dan menghargai harkat dan martabat manusia sebagai ciptaan Allah.

Itu artinya, sepanjang Negara kita ini berlandaskan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, maka umat Kristen Indonesia sebagai bagian integral dari bangsa harus terus-menerus mengungkapkan perannya. Intinya, gereja dan kekristenan di Indonesia tak boleh diam dan apatis, tetapi melalui kontribusinya harus menjadi sebuah kekristenan yang solid, utuh dan tangguh, dan bukan fragmentaris-sporadis dan rapuh. Argumentasinya ialah bahwa baik gereja atau orang Kristen di negeri ini haruslah menjadi kekristenan yang "menerangi" dan ''menggarami'' (Mat 5:13+16), yang menggelar citra positif di tengah persada. Yaitu menjadi berkat bagi orang lain.

Implikasi etis seperti inilah yang harus kita wujudkan. Kemerdekaan, memang bukan sekadar kata, tanpa makna. Kemerdekaan adalah sebuah gerak, sebuah tindak, sebuah tanggung jawab yang terarah bagi manusia. Yaitu, melalui sikap terbuka dan semangat bekerja-sama, mengembangkan persaudaraan nasional. Kita perlu berusaha bersama seluruh bangsa, agar hak asasi rakyatnya dihormati dan kebebasan lebih terjamin serta segala pelanggaran dihindari. Dengan rendah hati kita harus mengakui bahwa kita, masih mempunyai banyak kekurangan. Oleh sebab itu, kita harus dengan serius mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai makna dan tujuan hidup, memperdalam penghayatan religius, mencari kemerdekaan dari ketakutan dan keterbelengguan, dengan cinta dan kepercayaan pada Tuhan.

Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara peran gereja dan umat Kristen harus menghargai orang lain apa adanya, tanpa juga mengecilkan arti diri sendiri. Hidup kita bersama orang lain akan menjadi lebih dinamis, lebih bermakna, dan lebih membangun kalau kita bisa saling menerima, saling menghargai segala kekurangan dan kelebihan masing-masing. Baiklah sebagai orang Kristen, saling menghargai, bukan mencari-cari kekurangan atau kesalahan yang lain; menerima perbedaan, tanpa merasa lebih superior dari yang lain dan menjadi "hakim" bagi yang lain.

Dengan sikap sepeti itu di Ulang Tahun RI ke-63 ini, marilah kita, bersama seluruh bangsa Indonesia, berdoa secara khusus kepada Tuhan Yang Maha baik untuk persaudaraan dan persatuan, kedamaian dan kesejahteraan bangsa kita. Agar gereja dapat menjadi berkat, gereja dan orang Kristen harus mau belajar serta rela dibentuk Tuhan, dengan kata lain mau mendahulukan Tuhan lebih dari segalanya. Alkitab mencatat, apalah artinya kita memiliki segala-galanya namun hidup akan binasa.

Mendahulukan kehendak Tuhan di atas segala kepentingan yang lain, supaya olehnya kita dapat meraih hidup sukses dan layak menerima janji kehidupan kekal, yang akhirnya membuat hidup kita jadi seimbang. Karena Tuhanlah sesungguhnya yang berkuasa membuat hidup kita jadi seimbang. Dan hidup yang seimbang membuat kita dapat melihat dan mengalami janji-janji pertolongan Tuhan. Setiap orang percaya yang hidup mengasihi Tuhan pasti akan mendahulukan Tuhan di atas segala-galanya. Dan pengutamaan akan Tuhan itu mutlak bagi kita, karena jika kita sudah tempatkan Tuhan di atas yang lain, kitalah yang layak disebut murid-murid Kristus, dan akan mengalami proses pemulihan hidup, mengalami penggenapan janji-janji pertolongan Tuhan, serta dapat menjalani hidup ini dalam keseimbangan oleh pimpinan dan pertolongan Tuhan.

Akhirnya, mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. Dengan tetap dan selalu berpikiran serta berperilaku positif kita pun dikuatkan untuk bersikap optimis karena Tuhan telah menegaskan, "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." (Yeremia 29:11)

Jadi makna dan arti kemerdekaan dapat diartikan, bergandeng erat dengan kebersamaan, pengorbanan, kebersatuan, kemerataan, solidaritas, dan hidup senasib sepenanggungan. Hidup menjadi indah jika kita saling hidup bagi satu sama lain. Seperti diingatkan Rasul Paulus, "... Saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! "Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia." (1 Korintus 15:58). Amin

Sumber : Pdt Midian KH Sirait, MTh, Praeses HKBP Distrik X
www.hkbp.or.id

Retreat NHKBP Duren Jaya Bekasi 2008

Retreat naposobulung HKBP Duren Jaya Bekasi, akan diadakan di villa Istana Bunga,lembang,Bandung...

pada tanggal 6-7september 2008,
biaya Rp.100.000...nett

dihimbau agar semua NHKBP DUREN JAYA BEKASI ikut serta dalam kegiatan tersebut...

God bless you all...

Sehat Bersama Naposo & Family Gathering NHKBP Duren Sawit

COME & JOIN WITH US

Panitia Parheheon NHKBP Duren Sawit Proudly Present:

"Sehat Bersama Naposo & Family Gathering"

1. Kebaktian Pembukaan: 16 Agustus 2008, pukul 14.30 s/d selesai di Gedung sekolah minggu.

2. Volley: 16 Agustus 2008 (setelah kebaktian pembukaan), 17 Agustus 2008 (pukul 15.00), 23 Agustus 2008 (setelah gerak jalan), 30 Agustus 2008 (pukul 14.00) di Lapangan gedung sekolah minggu.

3. Futsal: 18 Agustus 2008, pukul 08.00 s/d 16.00 di futsal city.

4. Tenis Meja: 20,21,27,28 Agustus 2008, pukul 19.30 di Ruang Serbaguna Gereja.

5. Gerak Jalan: 23 Agustus 2008, pukul 06.00 s/d 07.00, dimulai dari Gereja dan diakhiri di lapangan gedung sekolah minggu.

6. Badminton: 24 Agustus 2008, pukul 13.00 di Lapangan gedung sekolah minggu.

7. Panco: 30 Agustus 2008, pukul 14.00 s/d selesai di Gedung sekolah minggu.

8. Lomba Bazaar & Games: 30 Agustus 2008, pukul 14.00 s/d selesai di Gedung sekolah minggu.

9. Kebaktian Penutupan: 30 Agustus 2008, setelah kegiataan bazaar & games selesai di Gedung sekolah minggu.

Selasa, 05 Agustus 2008

Penerimaan Pegawai Melalui Program Multi Level Entry untuk Jabatan Non-Staf di Bank Indonesia

Bank Indonesia mengundang profesional muda yang berintegritas dan berdedikasi tinggi melalui program Multi Level Entry untuk jabatan Non-Staf yang akan ditempatkan pada posisi Pengawas Bank Pertama dan beberapa posisi di bidang Logistik dan Teknologi Informasi.

.
Persyaratan Administratif:
.
1. Usia maksimum 30 tahun pada 1 Agustus 2008 (Lahir setelah 31 Juli 1978) untuk posisi Pengawas Bank Pertama (PBP)

2. Usia maksimum 31 tahun (Lahir setelah 31 Juli 1977) untuk posisi di bidang Logistik dan Teknologi Informasi

3. Pendidikan minimal D3; Diutamakan jurusan yang sesuai dengan persyaratan dan memiliki pengalaman kerja yang relevan dengan jabatan yang dilamar

4. IPK minimal: 2.5 (skala 4) dan perpadanannya bagi perguruan tinggi yang menerapkan pola penilaian yang berbeda

5. Memiliki Kemampuan berbahasa Inggris

6. Tidak mempunyai saudara kandung/ suami/ isteri yang bekerja sebagai pegawai atau calon pegawai Bank Indonesia

7. Bersedia menjalani ikatan dinas dan atau bersedia melepaskan ikatan dinas dari institusi lain
.
8. Hanya kandidat yang memenuhi persyaratan administratif dan pengalaman terbaik (shortlisted candidate) yang akan diikutkan dalam setiap tahapan seleksi

9. Penetapan shortlisted candidate dilakukan berdasarkan peringkat peserta per jabatan dan per Kantor Pusat/ wilayah Kantor Koordinator Bank Indonesia (KKBI)
.
Tata Cara Pengajuan Lamaran:
.
1. Penyampaian lamaran hanya dapat dilakukan melalui aplikasi on-line mulai 3 s/d 12 Agustus 2008. Tidak ada jalur lain yang digunakan dalam proses pengiriman lamaran
.
2. Seleksi akan diselenggarakan di Jakarta, Kantor Koordinator Bank Indonesia (KKBI) Medan, KKBI Padang, KKBI Bandung, KKBI Semarang, KKBI Surabaya, KKBI Denpasar, KKBI Makassar, KKBI Banjarmasin, dan 16 Kantor Bank Indonesia
.
3. Pelamar diperkenankan memilih satu kota sebagai tempat untuk mengikuti seleksi

4. Biaya dari dan ke tempat seleksi menjadi tanggung jawab peserta

5. Dalam proses seleksi ini pelamar tidak dipungut biaya apapun
6. Pelamar dihimbau untuk mengabaikan pihak-pihak yang menjanjikan dapat membantu kelulusan dalam proses seleksi ini.

Posisi & Kode
Syarat Pendidikan
Kebutuhan

PENGAWAS BANK PERTAMA (PBP)
Min D3, diutamakan jurusan: Ekonomi Akuntansi, Ekonomi Manajemen, Manajemen Keuangan dan Perbankan
100 orang

ASISTEN ANALIS (AA)
Min D3, diutamakan jurusan: Sistem Informasi/ Teknik Informatika
2 orang

ANALIS LOGISTIK PERTAMA : TMTE-PrL
Min D3, diutamakan: Politeknik Jurusan Teknik Mesin (Refrigrasi dan Tata Udara), Jurusan Teknik Elektro
1 orang

ANALIS LOGISTIK PERTAMA : TSTA-PrL
Min D3, diutamakan: Politeknik Jurusan Teknik Sipil, Jurusan Teknik Arsitektur
1 orang

PELAKSANA LOGISTIK PERTAMA : TE-BPL1
Min D3, diutamakan jurusan: Teknik ELektro
1 orang

PELAKSANA LOGISTIK PERTAMA : TSA-BPL1
Min D3, diutamakan jurusan: Teknik Sipil, Teknik Arsitektur
1 orang

PELAKSANA LOGISTIK PERTAMA : TE-BPL2
Min D3, diutamakan jurusan: Teknik Elektro
1 orang

PELAKSANA LOGISTIK PERTAMA : TSA-BPL2
Min D3, diutamakan jurusan: Teknik Sipil, Teknik Arsitektur
1 orang

PELAKSANA LOGISTIK PERTAMA : TM-BPL2
Min D3, diutamakan jurusan: Teknik Mesin
1 orang

TEKNISI MESIN (TM)
Min D3, diutamakan jurusan: Teknik Elektro, Teknik Mesin
2 orang

Registrasi on-line dan informasi lengkap:

www.ppm-rekrutmen.com/bi/ atau www.bi.go.id